Based
on My Chemical Romance’s song, Cancer.
Jika kamu tidak terlalu sibuk
mengkhawatirkan aku, bisakah aku meminta tolong untuk diambilkan segelas air
yang ada di meja seberang sana. Dekat, tapi bagiku terlalu jauh. Tidak usah
memasang wajah yang seperti itu, kamu tidak cocok dengan air muka yang muram. Tapi
terima kasih sudah mengambilkanku segelas air, sayang. Bibirku terasa terlalu
kering, dan bisa kau lihat dia kehilangan warna segarnya sejak satu bulan lalu,
dan air tidak akan menolong sama sekali.
Dan sayang, bisakah kau menelfon
bibiku? Bukan, aku sudah tidak mau dijenguk siapa – siapa kecuali orang tuaku
sendiri dan dirimu. Hanya saja, agaknya bibiku- dan orang tuaku juga- akan
kerepotan mencari warna kesukaanku untuk pemakaman yang sudah bisa kulihat
dengan jelas. Yang tahu hal kecil ini hanya kamu, kau tahu. Dan mereka juga
akan kerepotan mencari barang – barang yang kusukai. Belum daftar saudara, dan
orang lain yang akan mereka undang ke pemakaman ini.
Tidak, jangan berani mencoba
menenangkanku dengan kecupan. Dan aku juga tidak akan membalas kecupan itu. Kita
berdua tahu bagaimana akhir cerita ini. Dan aku mau saja menerimanya, tapi
sesungguhnya, bagian terberat dari semua ini adalah meninggalkanmu sendirian.
Sekarang, jangan memandangku.
Berbaliklah. Karena aku sudah pasti terlihat menyedihkan dan mengerikan. Semua
anggota tubuhku mengecewakanku, bahkan untuk bergerak saja seperti memikul
beban Atlas. Mungkin ini karma, entah atas perbuatanku yang mana, karena kurasa
aku selalu tulus ke gereja tiap Minggu, dan aku tidak pernah melakukan hal yang
buruk di mata yang di atas.
Mungkin aku melantur seperti ini
karena aku sudah capai dengan kemoterapi yang mereka berikan. Dan mengetahui
bahwa aku tidak akan pernah mengucapkan janji sehidup semati di depan altar,
tidak tahu dengan siapa, tapi aku akan senang jika melakukan itu denganmu.
Jangan mencoba berbohong padaku, sayang. Dari kemarin, aku sudah menghitung
mundur sisa waktuku. Karena semua yang kupandang sekarang serasa tanpa nyawa.
Dan aku harap, jika memang benar
kau harus mengucapkan kata selamat tinggal hari ini, aku hanya meminta agar
kamu selalu berjalan ke arah yang benar. Jangan memandang dunia dengan topeng
kesukaanmu, karena walaupun dunia senang melihat pertunjukan picisan kita, dia
tetap tidak tahu menahu tentang detail kecil di kain kehidupan kita.
Kita berdua benar – benar
mengerti bagaimana akhir cerita ini. Dan aku dengan senyum terakhir
menerimanya, karena bagaimanapun juga, yang membuatku enggan pergi, dan bagian
terberat dalam semua ini, adalah meninggalkanmu.
No comments: